ONE TREE HILL HOSTEL, LABUAN BAJO
09:00Selamat menjalankan ibadah puasa! :D
Sebelumnya, kamu udah baca posting aku sebelumnya belum yang ini? Menurut kamu, gaya penulisan aku di situ gimana sih? Hehe. Aku lagi belajar untuk nyoba gaya nulis baru nih yang sedikit lebih baku, tapi berhubung aku nerima beberapa komentar kalau lebih suka yang biasanya, mungkin gaya nulis kayak gitu akan aku pake khusus di postingan tentang travel dulu kali ya. Sambil belajar supaya lebih enak dibacanya gitu :)
Oke mari mulai masuk ke topik semestinya...
-
April lalu, saya dan salah seorang teman berwisata ke salah satu destinasi favorit di Indonesia, Labuan Bajo. Bukan trip dadakan tentunya, karena kami bahkan sudah menyiapkan tiket pesawat dan membayar down payment sekitar tiga bulan sebelumnya. Tapi di post ini, saya akan fokus menceritakan tempat menginap kami selama tiga hari dua malam yang menurut saya, menyenangkan.
Perjalanan dari bandara ke hostel membutuhkan waktu sekitar 10 menit menggunakan mobil yang hampir seluruh kacanya kami biarkan terbuka. Perbincangan dengan driver menjadi teman kami membelah jalanan yang terlihat gelap. Penerangan di sini belum merata, pun kami memilih jalan pintas yang berupa bebatuan kasar. "Disini gelap, tapi aman" ucap driver dengan logat daerahnya yang kental.
"Nah itu hostelnya di depan", ucapan driver tersebut membuat saya dan Leman langsung melihat ke depan, memang benar, ada lampu-lampu di ketinggian. Tidak lama, driver tersebut memarkirkan mobilnya. Untung saya tidak berekspektasi apa-apa, pikir saya saat itu. Mobil diberhentikan di pinggir jalan, bukan di area parkir seperti kebanyakan hotel di Jakarta. Turun dari mobil, kami segera menaiki anak tangga dan menuju Ruang Resepsionis.
Di rencana sebelumnya, saya memesan kamar untuk satu malam via Agoda. Tapi, reschedule pesawat membuat saya harus menambah satu malam lagi. Setelah menuliskan form secara manual dengan kertas dan pulpen, saya melakukan pembayaran tambahan satu malam lagi sebesar Rp 107.500,-. Jangan berharap ada mesin EDC karena di sini, pembayaran dilakukan secara tunai. Baiklah, penginapan dua malam memakan biaya Rp 215.000,- untuk dormitory room 16 orang.
Selesai melakukan pembayaran, kami dipersilahkan naik ke kamar tempat menginap, driver yang tadi dengan cepat membantu saya mengangkat carrier yang sebenarnya tidak terlalu berat. Kamar kami hanya menaiki satu kali deret tangga dari Ruang Resepsionis tersebut. Selesai meletakkan tas, saya diajak berkeliling untuk memperkenalkan beberapa tempat yang dirasa penting.
Dua deret tangga dari kamar saya adalah deretan toilet lengkap dengan wastafel di seberang pintu. Benar-benar toilet, karena untuk ke kamar mandi, saya masih harus naik satu deret tangga lagi dari toilet. Kenapa saya bilang deret tangga, karena pada dasarnya hostel ini berada di bukit, serupa bangunan vertikal dengan banyak sekali anak tangga yang membuat saya yakin, berapa hari pun menginap disini, saya tidak akan menggendut.
Terdapat beberapa kamar mandi yang dilengkapi dengan shower dan gantungan baju, sedangkan di seberangnya, kaca-kaca siap menemani saya untuk mengecek penampilan. Setelah diperkenalkan dengan kamar mandi, saya langsung diajak naik menuju dapur.
Dapur di hostel ini cukup luas, saat pertama masuk meja besar nan panjang siap menanti, tidak jauh, ada tiga wastafel, dua kompor, dan beberapa alat masak yang dapat digunakan kapan saja. Selain itu, di dapur juga terdapat dispenser berisi air mineral tempat saya merefill minuman. Oh ya, di Ruang Resepsionis, selain dibekali dengan handuk, kami juga dibekali tote bag berisi seperangkat alat makan seperti mangkok, piring, sendok, garpu, dan gelas.
Di sebrang dapur, terdapat ruangan laundry yang dilengkapi dengan mesin cuci dan tempat untuk menyetrika baju. Menarik, pikir saya. Tapi tetap saja, highlightnya adalah rooftop atau yang lebih dikenal sebagai barnya - yang dapat dicapai dengan menaiki satu deret anak tangga lagi.
Pertama kali mengunjungi bar, yang saya temui hanya warna kelabu pekat dan beberapa bintang sebagai pemandangan. Tapi tidak apa, ini adalah tempat yang menyenangkan untuk bersantai karena terasa "adem", juga banyak lazy bag dan colokan (iya, ini sangat penting). Malam pertama mengunjungi bar, kami ditemani semangkuk mie rebus, sepiring mie goreng, dan dua kaleng soda. Keesokan harinya, saya paham kenapa semua yang saya lihat hanya warna kelabu pekat di bar, pemandangan terlihat luar biasa dengan laut di sisi kanan, serta hutan di sisi kiri. Jelas saja gelap, karena memang tidak ada lampu yang menjadi penerang.
Mari kembali ke ruangan, walaupun judulnya untuk 16 orang, di malam pertama menginap, hanya saya dan Leman yang menjadi pengisi ruangan. Terdapat 8 tempat tidur tingkat dengan tiga kipas angin dan beberapa jendela. Kebetulan, tempat tidur saya ada di spot paling enak, tepat di seberang kipas angin dan jendela. Saat malam terasa sejuk, saat pagi disambut sinar matahari, dan saat siang, saya bahkan mampu menjemur pakaian hingga kering di tepian tempat tidur saking panasnya. Oh iya sebagai saran, kalau menginap di ruangan yang sama dengan saya, saat siang lebih baik dihabiskan di bar atau berkeliling keluar. Hehe.
Di hari kedua, saya mulai asik mengelilingi seluruh hostel, mulai dari mengunjungi kamar AC yang memiliki balkon - lengkap dengan lazy bag menghadap ke arah laut, juga ke Mini Shop yang berada di bawah Ruang Resepsionis untuk membeli mie dan telur demi menghemat pengeluaran. Saya juga beberapa kali mengambil foto dengan latar belakang mural yang dibuat di dinding-dinding hostel.
Secara keseluruhan, ini merupakan hostel yang menyenangkan. Selain tempatnya menarik, pekerjanya sangat ramah dan tidak segan membantu - apalagi dengan kondisi saya yang tidak berani menyalakan kompor dan juga tidak berani dengan anjing. Wifi di sini pun terbilang lancar, sangat memudahkan saya yang sudah kehilangan sinyal Indosat sejak pertama tiba di Bandara Komodo. Selain itu, suasana hostel yang sangat tenang karena memang berada di bukit, membuat saya berpikir "jangankan staycation, kerja di sini pun bisa nampaknya".
Sekian post saya kali ini. Terima kasih sudah membaca! :D
How to get there:
0 comments